Kepulauan Indonesia

Cerita dari, untuk dan tentang Kepulauan Indonesia beserta Penghuni dan Penduduknya

Erupsi 2 (Tipe-tipe erupsi: erupsi celah)

Posted by wahyuancol pada November8, 2010

Klasifikasi Tipe Erupsi

Tipe erupsi dapat diklasifikasikan dengan berbagai dasar, yaitu:

  1. Berdasarkan pada bentuk dan lokasi bukaan (vent) yang darinya magma keluar,
  2. Berdasarkan pada hubungannya dengan air,
  3. Berdasarkan cara magma keluar dari kawah.

Tipe Erupsi Berdasarkan Bentuk dan Lokasi Bukaan (Vent)

Berdasarkan bentuk bukaan, erupsi dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu:

  1. Erupsi Celah (fissure eruption): bila material volkanik keluar melalui bukaan berupa retakan atau celah yang memanjang.
  2. Erupsi Kawah (central vent eruption): bila material volkanik keluar melalui lubang yang bulat. Bila kawah gunungapi berada di puncak gunung, maka disebut erupsi puncak (summit erupsion); sedang bila berada di lereng gunungapi, disebut erupsi lereng (flank erupsion).

Erupsi Celah

Erupsi celah umumnya terjadi di daerah-daerah yang banyak mengalami sistem retakan memanjang atau sistem retakan yang sejajar. Bila sistem retakan tersebut berada di atas dapur magma basalt, maka magma basalt yang berviskositas rendah akan bererupsi (keluar) melalui celah-celah tersebut. Erupsi tipe ini bersifat tenang dan sedikit sekali material yang terlontarkan ke udara. Bila erupsi ini berhenti, magma yang berada di dalam celah akan mendingin dan mengkristal membenuk tubuh batuan beku yang dikenal sebagai dike (dyke).

Erupsi tipe ini umumnya dijumpai di daerah Pematang Tengah Samudera (Mid Oceanic Ridge) seperti di Pulau Eslandia dan di daerah Hot Spot di tengah samudera seperti di Hawaii.

File:Neue Eruptionsspalten, Island, 5. April 2021.jpg

Erupsi celah. Sumber:  ríkislögreglustjóra (2021, 05 April)

Erupsi celah. Photo: USGS. Dikutip dari Hawai Lava Daily.

Pulau Eslandia adalah bagian dari Pematang Tengah Samudera (Mid-Atlantic Ridge) yang tersingkap ke udara. Oleh karena itu erupsi celah disebut juga Erupsi Tipe Eslandik (Icelandic Eruption). Aliran lava karena erupsi ini yang terbesar terjadi tahun 1783 yang dikenal sebagai Aliran Laki (Laki flow). Erupsi itu terjadi melalui celah sepanjang 25 km, menghasilkan 12 kilometer kubik lava yang mengisi dua lembah sungai yang dalam dan menutupi suatu kawasan dengan luas lebih dari 500 km persegi. Aliran lavanya mengalir mencapai 40 km.

Di Hawai, erupsi celah yang terjadi dikenal sebagai Tirai Api (Curtain of Fire), yang terjadi karena magma basalt yang miskin akan gas keluar melalui celah dan membentuk dinding yang menyala.

Banjir Basalt

Dalam sejarah geologi Bumi, diketahui ada tiga kejadian erupsi celah yang mengeluarkan lava basal yang sangat banyak, yang setiap erupsinya menutupi permukaan bumi seluas ratusan kilometer persegi, dan dikenal sebagai Erupsi Banjir Basalt (Flood Basalts Eruption). Fenomena banjir basalt dapat terjadi di lingkungan darat maupun di lingkungan laut. Contoh empat kejadian banjir basalt di lingkungan darat adalah sebagai berikut:

  1. Ethiopian Flood Basalt di Ethiopia yang bererupsi sekitar 30 juta tahun yang lalu, dengan durasi erupsi 1 juta tahun.
  2. Columbia River Flood Basalts di Amerika Serikat yang berupa rangkaian erupsi yang berlangsung antara 17-14 juta tahun yang lalu. Salah satu alirannya mencapai jarak 500 km dari sumbernya;
  3. Deccan Flood Basalts di India yang bererupsi sekitar 65 juta tahun yang lalu, dengan durasi erusi 6 juta tahun, dan
  4. Siberian Flood Basalts di Siberia yang bererupsi sekitar 245 juta tahun yang lalu.

Lokasi banjir basalt yang utama menurut Jerram dan Widdowson (2005). Dikutip dari Reeg.

Peta lokasi Ethipian Flood Basalt. Sumber: Hofmann et al (1997)

Peta penyebaran Columbia River Flood Basalt. Sumber: Camp & Ross (2004)

Peta penyebaran Deccan Flood Basalt. Dikutip dari: Geological Survey of India.

Peta penyebatan Siberian Flood Basalt menurut Ivanov (2008).

Menurut Hofmann et al (1997), banjir basalt merupakan bukti dari mantle plume yang menerobos lithosfer, dan berkaitan dengan fenomena pecahnya kerak kontinen. Selain itu juga disebutkan bahwa banjir basalt berkaitan dengan fenomena krisis iklim global dan kepunahan massal yang pernah terjadi dalam perjalanan sejarah Bumi.

Banjir basalt yang terjadi sekitar 30 juta tahun yang lalu di Ethiopia dikaitkan dengan perubahan iklim global yang juga terjadi ketika itu. Injeksi debu dan aerosol yang kaya sulfur secara masif ke atmosfer ketika terjadi pendinginan jangka panjang dapat meningkatkan pendinginan global dan kekeringan (aridity) yang memicu terjadinya fase penting penambahan es di Antartika dan turunnya muka laut global (Hofmann et al, 1997).

Mantle plume yang naik (A) dan kemudianb membentur litosfer dan menyebabkan banjir basalt (B) atau pulau-pulau volkanik (C).

Continental breakup dalam kondisi normal (Kasus A)  dan dengan penerobosan mantle plume yang mencetuskan banjir basal (Kasus B). Sumber: Korenaga (2004).

Artikel terkait:

BasaltErupsi 1

Referensi:

Kinds of Volcanic Eruptions [http://volcano.oregonstate.edu/education/vwlessons/kinds/kinds.html]

How Volcanoes Work: Fissure Eruption [http://www.geology.sdsu.edu/how_volcanoes_work/Fissure.html]

Hofmann, C., Courtillot, V., Féraud, G. et al. Timing of the Ethiopian flood basalt event and implications for plume birth and global change. Nature 389, 838–841 (1997). https://doi.org/10.1038/39853

Tinggalkan komentar