Kepulauan Indonesia

Cerita dari, untuk dan tentang Kepulauan Indonesia beserta Penghuni dan Penduduknya

Archive for the ‘P’ Category

Pulau

Posted by wahyuancol pada November2, 2014

Pulau

Menurut UNCLOS (United Nations Convention on the Law of the Sea) tanggal 10 Desember 1982, yang dimaksud dengan Pulau adalah daratan yang terbentuk secara alamiah, dikelilingi oleh air, yang berada di atas permukaan air ketika pasang tinggi (UNCLOS 1982 Part VIII Regime of Islands, Article 121 Regime of Island).

Menurut definisi tersebut di atas maka Gosong tidak dapat disebut sebagai pulau. Kemudian, suatu areal dapat kehilangan statusnya sebagai pulau apabila tidak lagi berada di atas permukaan laut ketika pasang tinggi.

Keadaan pulau tidak dapat lagi berada di atas permukaan air ketika pasang tinggi mungkin terjadi karena pulau mengalami erosi, atau karena kenaikan muka laut, atau karena pulau mengalami subsiden (penurunan).

Selain itu, suatu pulau dapat juga kehilangan statusnya sebagai sebuah pulau bila dalam perkembangannya kemudian bergabung dengan daratan atau pulau lain di dekatnya yang lebih besar.

 

Salam,

WBS

Posted in GLOSARIUM, P | Dengan kaitkata: , , , , , , , | Leave a Comment »

Piroksin

Posted by wahyuancol pada Juli7, 2009

Piroksin (pyroxene) adalah suatu kelompok mineral silikat penyusun batuan yang banyak dijumpai di dalam batuan beku dan batuan metamorfik.

Rumus umumnya adalah XY(Si,Al)2O6

X mewakili ion-ion dari Ca, Na, Fe+2, Mg dan dalam jumlah kecil Zn, Mn, Li.

Y mewakili ion-ion yang berukuran lebih kecil dari Cr, Al, Fe+3, Mg, Mn, Sc, Ti, Va, Fe+2.

Kelompok mineral piroksin terbentuk atau mengkristal dalam dua sistem kristal yang berbeda, yaitu sistem monoklin (monoclinic) dan sistem ortorombik (orthorhombic).

Kelompok mineral piroksin yang memiliki sistem kristal monoklin disebut sebagai klinopiroksin (Clinopyroxenes). Contohnya: Aegirine, Augite, Diopside, Jadeite, Pigeonite, Spodumene.

Kelompok mineral piroksin yang memiliki sistem kristal ortorombik disebut sebagai ortopiroksin (Orthopyroxenes). Contohnya: Hypersthene, Enstatite, Ferrosilite.

Sistem kristal monoklin: mengandung dua sumbu yang tidak sama panjang (sumbu a dan b) yang saling tegak lurus; sumbu ke-tiga (sumbu c) miring terhadap sumbu a; sumbu a dan c berada di dalam satu bidang.

Sistem kristal ortorombik: memiliki tiga sumbu yang tidak sama panjang yang saling tegak lurus satu sama lain.

Posted in GLOSARIUM, P | Dengan kaitkata: , , , , , | Leave a Comment »

Piroksenit

Posted by wahyuancol pada Februari28, 2009

Piroksenit adalah batuan beku plutonik, berkomposisi mineral-mineral dari keluarga piroksin, seperti augit, bronzit, diallag, diopsid, enstatit, hipersten. Ukuran butir mineral-mineralnya sangat kasar, bahkan individu mineralnya dapat mencapai ukuran inci.
Hubungan kekerabatan komposisi piroksenit sangat dekat dengan gabro (piroksin + plagioklas) dan peridotit (piroksin + olivin).

Posted in Batuan, P | Dengan kaitkata: , , , , | 1 Comment »

Pantai (tipe, klasifikasi sederhana, proses)

Posted by wahyuancol pada Desember16, 2008

Secara sederhana, pantai dapat diklasifikasikan berdasarkan material penyusunnya, yaitu menjadi:

  1. Pantai Batu (rocky shore), yaitu pantai yang tersusun oleh batuan induk yang keras seperti batuan beku atau sedimen yang keras. (contoh Gambar)
  2. Beach, yaitu pantai yang tersusun oleh material lepas. Pantai tipe ini dapat dibedakan menjadi:
    1. Sandy beach (pantai pasir), yaitu bila pantai tersusun oleh endapan pasir. (contoh Gambar)
    2. Gravely beach (pantai gravel, pantai berbatu), yaitu bila pantai tersusun oleh gravel atau batuan lepas. Seperti pantai kerakal di Yogyakarta. (contoh Gambar)
  3. Pantai bervegetasi, yaitu pantai yang ditumbuhi oleh vegetasi pantai.  Di daerah tropis, vegetasi pantai yang dijumpai tumbuh di sepanjang garis pantai adalah mangrove, sehingga dapat disebut Pantai Mangrove. (contoh Gambar)

Bila tipe-tipe pantai di atas kita lihat dari sudut pandang proses yang bekerja membentuknya, maka pantai dapat dibedakan menjadi:

  1. Pantai hasil proses erosi, yaitu pantai yang terbentuk terutama melalui proses erosi yang bekerja di pantai. Termasuk dalam kategori ini adalah pantai batu (rocky shore).
  2. Pantai hasil proses sedimentasi, yaitu pantai yang terbentuk terutama kerena prose sedimentasi yang bekerja di pantai. Termasuk kategori ini adalah beach. Baik sandy beach maupun gravely beach.
  3. Pantai hasil aktifitas organisme, yaitu pantai yang terbentuk karena aktifitas organisme tumbuhan yang tumbuh di pantai. Termasuk kategori ini adalah pantai mangrove.

Kemudian, bila dilihat dari sudut morfologinya, pantai dapat dibedakan menjadi:

  1. Pantai bertebing (cliffed coast), yaitu pantai yang memiliki tebing vertikal. Keberadaan tebing ini menunjukkan bahwa pantai dalam kondisi erosional. Tebing yang terbentuk dapat berupa tebing pada batuan induk, maupun endapan pasir. (contoh Gambar)
  2. Pantai berlereng (non-cliffed coast), yaitu pantai dengan lereng pantai. Pantai berlereng ini biasanya merupakan pantai pasir.

Posted in Erosi, P, Pantai, Sedimen, Sedimentasi | Dengan kaitkata: , , , , , , , , , , , | 10 Comments »