Setelah lebih dari 5 bulan didera oleh erupsi Gunung Sinabung di Sumatera Utara, kini kembali kita didera oleh erupsi gunungapi. Gunung Kelud menjelang tengah malam menyemburkan abu volkanik yang dampaknya dirasakan sampai ke berbagai wilayah di Jawa Timur dan Tengah. Di antara dua peristiwa erupsi itu, terjadi banjir yang melanda di berbagai kawasan di Indonesia yang di selangi oleh tanah longsor.
Sekarang mari kita lihat karakter efek yang merugikan dari berbagai bencana alam yang mungkin terjadi di Indonesia.
Erupsi Gunungapi
Skala:
- Dampak langsung erupsi gunungapi bisa berskala lokal sampai global. Hal itu tergantung pada tipe erupsinya.
- Bila hanya erupsi guguran lava atau aliran lahar, maka dampaknya sangat lokal.
- Bila erupsinya erupsi letusan yang kuat dan menyemburkan material volkanik tinggi ke angkasa, maka dampaknya bisa bersifat global, karena mengganggu atmosfer.
Waktu dan Lokasi Kejadian:
- Berkaitan dengan peristiwa erupsi gunungapi.
- Durasi atau lama kejadian tidak dapat diprediksi; bisa sampai tahunan
- Skala kejadian tidak dapat diprediksi.
- Waktu kejadian sampai tahap tertentu dapat diperkirakan berdasarkan karakter erupsi gunungapi dengan keakuratan sekitar 50%.
- Tempat kejadian di sekitar tubuh gunungapi atau di kawasan bergunungapi.
Sifat Kejadian:
- Kejadian diawali dengan peristiwa erupsi gunungapi (tidak mendadak). Dengan sifat kejadian seperti ini seharusnya erupsi gunungapi tidak menimbulkan korban jiwa. Korban jiwa dapat terjadi karena kegagalan sistem peringatan dini, kesalahan prediksi skala erupsi, atau korban tidak mau mengikuti perintah untuk mengungsi.
Efek terhadap lahan:
- Lahan bisa rusak, tetapi sifatnya sementara.
- Setelah erupsi berakhir, lahan dapat dimanfaatkan kembali.
- Setelah beberapa tahun, lahan pertanian menjadi subur.
Efek terhadap harta benda:
- Harta benda bisa rusak atau hilang secara permanen.
Efek kematian:
- Bisa mematikan bila terkena erupsi langsung seperti awan panas.
- Bisa mematikan secara tidak langsung seperti karena terkena bangunan yang ambruk.
Efek lanjutan:
- Bila atmosfer terganggu karena debu volkanik, maka dapat menyebabkan gangguan cuaca dan penerbangan (dampak negatif meluas menjadi berskala internasional).
- Kawasan gunung adalah lahan yang subur sehingga berkembang menjadi daerah pertanian, dengan demikian, erupsi gunungapi dapat mengganggu produksi pertanian.
Banjir
Skala:
- Dampak langsung berskala lokal di suatu kawasan tertentu (Gambar B-1).
Waktu dan Lokasi Kejadian:
- Pada musim hujan.
- Di dataran rendah dan lahan basah.
- Tempat kejadian berasosiasi dengan aliran sungai.
Sifat Kejadian:
- Kejadian diawali oleh terjadinya curah hujan yang tinggi (tidak mendadak). Dengan sifat kejadian seperti ini seharusnya banjir tidak menimbulkan korban jiwa. Korban jiwa dapat terjadi karena korban terlambat mengungsi atau tidak mau mengungsi ketika air banjir mulai menginggi.
Efek terhadap lahan:
- Lahan dapat rusak karena erosi oleh air banjir yang mengalir. Terutama di daerah yang berada di sekitar alur sungai.
- Genangan banjir menghasilkan endapan. Setelah beberapa waktu lahan pertanian, khususnya persawahan, menjadi subuh.
- Lahan yang dilanda banjir, setelah banjir berlalu, dapat dipakai kembali.
Efek terhadap harta benda:
- Bila tersapu aliran air banjir harta benda dapat rusak atau hilang permanen.
- Bila hanya digenangi air banjir, beberapa jenis benda dapat dipakai kembali.
Efek kematian:
- Dapat menyebabkan kematian bila hanyut oleh air banjir.
Efek lanjutan:
- Dapat menyebabkan munculnya berbagai jenis penyakit yang berhubungan dengan air.
- Bila yang terkena banjir adalah kawasan industri, maka dapat mempengaruhi kegiatan industri dan memberi dampak ekonomi berskala internasional.
- Penduduk yang rumahnya terkena banjir lebih cenderung untuk bertahan di rumah mereka masing-masing dengan alasan untuk menjaga harta benda.
Gerakan Tanah
Skala:
- Secara spasial, gerakan tanah dapat berskala sangat kecil yang hanya melanda daerah tertentu yang relatif sangat sempit seperti tebing jalan (Gambar GT-1), sampai skala yang cukup besar untuk menghilangkan sebuah dusun (Gambar GT-2).
Waku dan Lokasi Kejadian:
- Di musim hujan.
- Di daerah pegunungan atau perbukitan berlerang terjal atau curam.
Sifat Kejadian:
- Untuk daerah yang telah dinilai rawan longsor, masuknya musim hujan menjadi indikasi awal. Karena kemungkinan terjadinya longsor kecil, maka indikasi ini sering diabaikan.
- Indikasi lain adalah munculnya retakan di daerah yang akan longsor. Tetapi indikasi ini sering tidak terlihat karena lokasinya di tempat-tempat yang jarang dikunjungi orang seperti di lereng-lereng perbukitan, di hutan, atau di kebun atau sawah.
- Karena kurang waspada terhadap indikasi terjadinya longsor, maka dirasakan longsor terjadi tiba-tiba, dan menimbulkan korban jiwa.
- Peristiwa longsor dapat terjadi kapan pun dalan 24 jam ketika musim hujan.
Efek terhadap lahan:
- Untuk gerakan tanah tipe longsor, lahan yang terkena gerakan tanah dapat hilang permanen dan tidak dapat dipakai lagi (lihat Gambar 2).
- Untuk gerakan tanah tipe rayapan tanah, lahan yang terkena masih dapat dipakai secara terbatas.
Efek terhadap harta benda:
- Untuk tipe longsor, harta benda dapat rusak permanen (lihat Gambar 2).
Efek kematian:
- Dapat menyebabkan kematian bila tertimbun material longsoran (lihat Gambar 2).
Efek lanjutan:
- Orang yang rumahnya terkena longsor, dapat kehilangan lahan dan harta secara permanen. Mereka perlu lokasi pemukiman yang baru dan harta benda yang baru untuk mengganti harta benda mereka yang hilang.
- Peristiwa gerakan tanah dapat merusak jaringan jalan di daerah pegunungan atau perbukitan sehingga menyebabkan gangguan transportasi bagi daerah sekitarnya.
Tsunami
Skala:
- Dapat berskala kecil (lokal) dan regional dan lintas samudera.
Waktu dan Lokasi Kejadian:
- Waktu kejadian tidak dapat diperkirakan. Bisa terjadi kapan pun.
- Daerah yang terkena adalah daerah rendah di kawasan pesisir yang menghadap langsung lokasi yang berpotensi sebagai daerah pembangkit gelombang tsunami, yaitu zona penunjaman lempeng kerak Bumi atau gunungapi yang berada di laut.
Sifat Kejadian:
- Diawali oleh peristiwa gempa bumi dengan guncangan yang kuat dengan episentrum atau pusat gempa di zona penunjaman (contoh: tsunami Samudera Hindia / Aceh 26 Desember 2004; diawali oleh peristiwa erupsi paroksismal gunungapi yang berada di laut (contoh: tsunami Selat Sunda yang diawali oleh erupsi Gunung Krakatau 1888).
- Hanya ada selang waktu antara munculnya indikasi terjadinya tsunami dengan sampainya gelombang tsunami. Lamanya selang waktu ini ditentukan oleh jarak antara lokasi tercetusnya gelombang tsunami dengan kawasan pesisir.
- Korban jiwa terjadi karena ketidaktahuan akan indikasi kemunculan tsunami, atau waktu yang singkat antara munculnya indikasi dan sampainya gelombang tsunami, atau kegagalan sistem peringatan dini, atau ketidaksiapan.
Efek terhadap lahan:
- Lahan yang terkena tsunami akan mengalami kerusakan sesuai dengan tinggi gelombang tsunami yang melandanya.
- Lahan dapat hilang (Gambar T-1), rusak dan masih dapat dipergunakan, atau utuh (Gambar T-2).
Efek terhadap harta benda:
- Kerusakan harta tergantung pada tinggi gelombang yang melanda.
- Harta benda dapat hanya rusak ringan sampai hilang permanen.
Efek kematian:
- Dapat menyebabkan kematian massal, tergantung pada tinggi gelombang yang melanda.
Erosi
Skala:
- Dampak langsung berskala lokal.
Efek terhadap lahan
- Dampak langsung berskala lokal.
Efek terhadap harta benda
- Dampak langsung berskala lokal.
Skala:
- Dampak langsung berskala lokal.
Gempa Bumi
Skala
Efek terhadap lahan
Efek terhadap harta benda
Efek kematian
Underconstruction