Nisa, salah seorang pengunjung blog ini, pada tanggal 11 Nopember 2008 melalui komentar, mengajukan beberapa pertanyaan tentang banjir air pasang (Rob), terutama tentang hubungan antara perluasan genangannya dan subsiden. Karena jawabannya cukup panjang, maka jawaban itu saya posting sebagai judul tersendiri.
Semoga bermanfaat.
Salam,
Wahyu
————–
Tanya – 1:
Apakah perluasan banjir air pasang hanya disebabkan oleh faktor subsiden dan faktor bangunan fisik? Bisakah kita melihatnya dalam bentuk spasial?
Jawab:
Ya, perluasan kawasan banjir karena air pasang disebabkan oleh subsiden. Bila tidak ada subsiden, maka luas kawasan genangan banjir air pasang ditentukan oleh ketinggian air laut pada saat pasang dan ini ditentukan oleh posisi bulan dan matahari. Dan, ketinggian air yang terjadi tidak mungkin melebihi ketinggian air pasang maksimum yang mungkin terjadi di kawasan itu.
Subsiden menyebabkan kawasan genangan banjir air pasang bertambah luas. Subsiden itu sendiri dapat terjadi karena sebab-sebab alamiah maupun karena aktifitas manusia. Penyebab alamiah dari subsiden antara lain adalah pemadatan endapan sedimen secara alamiah, dan gerak tektonik. Sedang aktifitas manusia yang dapat menyebabkan subsiden antara lain kegiatan pengambilan air tanah yang berlebihan, dan mendirikan bangunan fisik yang menjadi beban bagi tanah atau lahan sehingga mempercepat laju pemadatan endapan sedimen.
Perluasan kawasan genangan banjir air pasang dapat dilihat secara spasial. Kondisi makin meluasnya daerah genangan banjir mencerminkan makin meluasnya daerah yang mengalami subsiden. Apabila kita dapat memetakan batas-batasnya secara periodik, maka kita dapat melihat perkembangannya.
Tanya – 2:
Mungkinkah saya bisa menspasialkan banjir pasang (rob)? Maksudnya, apakah datanya menungkinkan?
Jawab:
Mungkin. Kawasan banjir pasang atau rob dapat kita spasialkan atau kita petakan. Untuk memetakannya, seperti telah disebutkan dalam jawaban pertanyaan pertama, kita hanya perlu memetakan batas-batas daerah genangan banjir. Untuk mengetahui apakah kondisi banjir yang kita petakan itu adalah banjir karena genangan air laut pasang yang sama ketinggiannya dengan yang kita petakan sebelumnya, maka kita perlu memperhatikan prediksi pasang surut.
Sebagai informasi tambahan: Prediksi pasang surut untuk lokasi-lokasi tertentu, khususnya pelabuhan, dipublikasikan oleh Dinas Hidro-Oseanografi TNI-AL. Buku prediksi itu dijual untuk umum.
Tanya – 3:
Sebenarnya, banjir pasang (rob) itu secara alamiah memang selalu mengalami perluasan? Atau ada faktor yang telah mempercepat laju pertumbuhan luas genangan?
Jawab:
Perlu dipahami bahwa fenomena banjir air pasang itu adalah fenomena yang hanya terjadi di bagian daerah pesisir yang berbatasan langsung dengan laut. Secara sederhana, daerah tersebut dapat kita sebut daerah pantai. Secara alamiah, terjadi atau tidaknya banjir air pasang di daerah pantai sangat ditentukan oleh kondisi geologi dan geomorfologi daerah pantai tersebut. Bila daerah pantai merupakan daerah berbatuan keras dan bermorfologi tinggi – maksudnya lebih tinggi daripada permukaan laut, maka tidak akan terjadi banjir air pasang di daerah tersebut. Sebaliknya, bila daerah pantai merupakan daerah rawa pantai atau daerah rawa di sekitar muara sungai, maka banjir air pasang akan terjadi di daerah tersebut.
Ciri khas daerah rawa pantai yang terjadi karena proses sedimentasi adalah, daerah tersebut tersusun oleh endapan sedimen yang belum mengalami pemadatan. Contohnya adalah daerah pesisir Jakarta dan Semarang. Secara alamiah, beban fisik dari endapan sedimen di bagian atas akan menyebabkan pemadatan dari endapan sedimen di bagian bawah. Proses ini pasti terjadi. Apabila manusia mendirikan bangunan fisik di atas rawa, maka berarti menambah beban fisik yang mempercepat proses pemadatan endapan sedimen.
Selanjutnya, untuk dapat mengatakan apakah di suatu kawasan, secara alamiah kawasan banjir air pasang mengalami perluasan atau tidak, kita perlu juga mengetahui kondisi tektonik di daerah tersebut dan proses sedimentasi yang terjadi. Kombinasi kedua hal itu akan menentukan ada atau tidaknya perluasan daerah genangan banjir pasang yang terjadi secara alamiah. Untuk daerah yang secara tektonik mengalami penurunan, maka daerah genangan banjir akan meluas. Untuk daerah pantai yang mengalami sedimentasi tinggi sehingga garis pantai bergeser ke arah laut, maka daerah genangan banjir air pasang akan bergeser ke arah laut mengikuti pergeseran garis pantai.
Tanya – 4:
Di jurnal yang lain (situs dalam negri) selalu dikemukakan kalau banjir pasang lebih disebabkan oleh faktor global, sementara saya baca di laporan Sea Level Rise in the Coastal Waters of Washington State rata-rata faktor lokal justru berpengaruh meski tidak signifikan. Mohon penjelasan.
Jawab:
Dari struktur kalimatnya, saya melihat tidak ada pertentangan dari kedua penyataan tersebut di atas. Pada pernyataan pertama disebutkan “banjir pasang lebih disebabkan oleh faktor global”. Pernyataan ini menunjuk pada faktor dominan, dan tidak meniadakan faktor lokal. Sementara pada pernyataan ke-dua disebutkan “rata-rata faktor lokal justru berpengaruh meski tidak signifikan”. Pernyataan yang ke-dua ini menyebutkan adanya faktor lokal yang tidak signifikan. Artinya, pengaruh faktor lokal tidak berarti dan dapat diabaikan. Secara tersirat pernyataan ke-dua menyebutkan ada faktor non-lokal yang dominan.
Selanjutnya apabila kita coba tinjau substansi dari pernyataan itu, pada pernyataan pertama perlu penjelasan lebih lanjut apa yang dimaksud dengan “faktor global” dalam pernyataan itu, dan faktor-faktor apa saja (global maupun lokal) yang dipergukanan dalam analisis. Kemudian, untuk pernyataan ke-dua, perlu penjelasan tentang faktor-faktor lokal dan non-lokal yang diperhitungkan dalam analisis yang dilakukan itu.
Ingin tahu lebih jauh? Silahkan ke Rob 1, Rob dan Subsiden