Makhluk hidup di Bumi ini sangat beraneka ragam jenisnya. Secara sederhana dan kasat mata kita dapat dengan mudah membedakan antara tumbuhan dan hewan. Namun demikian, kita juga mengetahui bahwa tumbuhan maupun hewan sangat banyak jenisnya atau spesiesnya.
Rasa ingin tahu adalah fitrah manusia. Oleh karena itu kecenderungan untuk mengetahui dan memahami apa-apa yang ada di sekelilingnya adalah juga fitrah manusia. Fitrah itu diberikan oleh Tuhan kepada manusia dalam rangka memberi bekal kemampuan kepada manusia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.
Sebagai mana kita ketahui, sebenarnya, untuk kebutuhan hidupnya manusia itu hanya membutuhkan ruang yang aman dan energi yang cukup. Ruang untuk hidup manusia disediakan Tuhan dalam bentuk hamparan permukaan Bumi, sedang energi untuk hidup manusia yang mendasar dipenuhi oleh makhluk hidup (tumbuhan maupun hewan). Agar kebutuhan energinya terjamin, maka manusia perlu memahami karakter dari sumber-sumber energinya (baca: makanan). Untuk alasan itulah maka pada tingkat yang paling dasar Tuhan memberikan naluri ingin tahu kepada manusia.
Kembali kepada banyaknya jenis tumbuhan dan hewan di sekeliling manusia. Dalam rangka mempermudah untuk mempelajarinya, manusia melakukan pengelompokan atau klasifikasi. Dari upaya melakukan klasifikasi itulah kemudian manusia melihat kemungkinan adanya hubungan antara jenis atau spesies mankhluk yang satu dengan yang lainnya. Selanjutnya tentu wajar bila manusia mempertanyakan dari mana dan bagaimana makhluk yang demikian banyak jenisnya itu bisa muncul atau hadir di Bumi?
Charles Darwin (1809-1882) adalah salah satu diantara banyak orang yang berusaha untuk mempelajari tentang bagaimana asal-usul makhluk hidup yang demikian banyak jenisnya di muka Bumi ini. Darwin mengunjungi Kepulauan Galapagos. Di sana dia mengamati keberagaman burung finch dan iguana. Hasil pengamatan tersebut menghasilkan hipotesa bahwa makhluk hidup berubah dengan berjalannya waktu. Pertanyaan yang kemudian muncul tentu adalah bagaimana perubahan yang berlangsung dengan berjalannya waktu itu terjadi?
Buku The Origin of Species (1859) adalah buku yang berisikan pikiran Darwin tentang bagaimana spesies-spesies makhluk hidup itu muncul. Sampai sekarang, pikiran tentang munculnya berbagai jenis makhluk melalui proses evolusi yang dikemukakan di dalam buku tersebut hampir 150 tahun yang lalu masih terus diperdebatkan orang. Ada orang yang menerima teori evolusi dan banyak pula yang menentang atau menolaknya.
Tidak banyak diantara kita yang mendapat kesempatan untuk membaca buku tersebut. Dalam rangka memperingat ulang tahun ke-150 penerbitan buku tersebut, seorang teman telah memberikan ulasan tentang buku itu. Dengan izin darinya lah ulasan tentang buku yang menarik itu dapat saya muat di dalam blog ini. Semoga bermanfaat.
Salam dari Ancol,
Wahyu Budi Setyawan
Terima kasih saya sampaikan kepada rekan Awang Harus Satyana yang telah memberikan izin untuk memuat ulasan tersebut didalam blog ini.
—————-
“The Origin of Species” (Darwin, 1859) akan kita peringati 150 tahunnya tahun depan. Buku Darwin tersebut merupakan buku paling penting kalau kita mau memahami apa yang dipikirkan Darwin tentang evolusi. Sebelum menyerang teori evolusi, sebaiknya dibaca dulu buku ini, sehingga bisa diputuskan apakah teori evolusi layak diserang atau bahkan didukung.
Dari internet mungkin bisa didapat digitalnya, tetapi saya lebih suka mempelajarinya dari bukunya sebab bisa dibaca di mana saja, di kereta, di bus atau santai sambil berbaring. Saya punya tiga buku Darwin ini, salah satunya adalah terjemahan Indonesia-nya yang mudah diperoleh di Yayasan Obor Indonesia, penerbit yang menerjemahkannya (kalau berminat coba buka website obor di http://www.obor.or.id ). Saya membeli terjemahannya tahun 2004 (diterjemahkan tahun 2003 oleh para dosen biologi Universitas Nasional), mestinya sih masih tersedia terjemahannya.
Inti buku ini sederhana saja : Darwin memaparkan pembuktian bahwa makhluk hidup berevolusi serta menjelaskan bagaimana seleksi alamiah menyebabkan spesies-spesies berubah. Menurut cerita, buku ini dicetak untuk pertama kalinya hanya 1250 eksemplar sebab penerbitnya tidak yakin bahwa buku ini akan laku terjual. Ternyata, pada hari pertama saja ada di toko, seluruh buku ini habis terjual. Kemudian ternyata juga bahwa buku-buku ini banyak dibeli untuk dibakar.
Darwin menggambarkan The Origin sebagai suatu argumen panjang. Saya ingat dulu saat masih SMP di Bandung suka nongkrong malam-malam di perpusatakaan British Council di Jalan Tamblong beberapa minggu demi menyaksikan film tentang Darwin. Di situ digambarkan Darwin dengan tenangnya menulis argument-argumen. Belakangan saya tahu bahwa Darwin tak tenang menulis bukunya sebab ia takut didahului oleh Alfred Russel Wallace, sang pengelana Nusantara, yang juga menemukan gejala yang sama yang sedang dipikirkan Darwin : evolusi oleh seleksi alam. Atas dorongan dan bantuan Charles Lyell-lah, Darwin dapat menyelesaikan karya monumentalnya dalam waktu yang singkat. Charles Lyell, ahli geologi itu adalah seperti seorang ayah untuk Darwin.
Teori Evolusi Darwin
Agar argument Darwin mudah dipahami, ia memulai bukunya (Bab 1) dengan menampilkan variasi-variasi yang terjadi pada tanaman-tanaman dan hewan-hewan di sekitar rumah hasil domestikasi. Setelah mendiskusikan sifat-sifat yang dimiliki oleh biakan-biakan yang berbeda, ia mulai menjelaskan bagaimana biakan-biakan yang berbeda itu bisa muncul. Darwin menjelaskan bahwa itu muncul akibat seleksi buatan (artificial selection), manusia memilih mana-mana yang akan dibiakkan mana yang tak boleh. Tentu saja yang dibiakkan adalah yang memiliki sifat-sifat yang baik atau unggul.
Bab 2 The Origin, berpindah dari variasi-variasi makhluk hidup di sekitar rumah ke variasi jenis di alam liar. Darwin di sini menjelaskan apa itu spesies, bagaimana variasi-variasinya. Di sini Darwin menampilkan pengamatan atau kesimpulan bahwa spesies-spesies itu bukan sesuatu yang terakhir atau yang tetap, tetapi disebutnya sebagai “spesies-spesies dalam penantian”. Menanti apa ? Menanti untuk berubah. Jadi spesies2 itu adalah hanya bagian dari jalan panjang menuju spesies berikutnya. Jelas Darwin mulai berbeda pandangannya dari ahli-ahli biologi sezamannya.
Bab 3 The Origin, Darwin terpesona dengan pandangan Malthus (1798) si ahli demografi itu bahwa akibat jumlah populasi lebih banyak daripada sumberdaya yang ada maka akan terjadi perjuangan demi kelangsungan hidup dengan cara berebut sumberdaya yang terbatas. Yang unggul yang akan terus hidup. Di bab ini maka Darwin menuliskan “suatu perjuangan demi bertahan hidup tak dapat dielakkan merupakan akibat dari laju pesat perbanyakan diri organisme hidup”. Darwin juga memaparkan faktor-faktor yang membatasi jumlah spesies, misalnya efek2 kepadatan berlebih, serangan pemangsa, serta musim dingin yang kering dan ekstrim.
Bab 4 The Origin, merupakan bagian yang paling penting. Judulnya adalah Natural Selection. Ini merupakan gagasan besar Darwin tetapi saat itu sangat sulit diterima. Dalam seleksi alam, menurut Darwin, variasi-variasi yang menguntungkan dipertahankan, sementara yang merugikan disingkirkan dan akhirnya musnah. Darwin menyusun daftar yang memaparkan sederetan adaptasi yang dikaitkannya dengan akumulasi bertahap dari variasi-variasi yang berguna. Ia menyatakan bahwa, tidak seperti manusia, alam mendasari seleksinya pada seluruh perlengkapan kehidupan. Alam menitikberatkan pada nilai adaptif setiap sifat makhluk hidup tanpa terkecuali, dan dalam proses ini tidak ada satu pun yang terlewatkan.
Bab 5 The Origin, Law of Variation, dimulai Darwin dengan penyangkalan bahwa variasi-variasi disebabkan faktor kebetulan. Menurut Darwin semua ada kendalinya. Darwin percaya akan variasi berkelanjutan – variasi yang tersusun atas suatu rangkaian tak terbatas dari perbedaan-perbedaan kecil antar individu.
Bab-Bab yang tersisa dari The Origin (sampai Bab 15) menguraikan sederetan topik yang telah membuat Darwin tetap sibuk. Topik-topik tersebut mencakup evolusi adaptasi fisik, asal muasal naluri, fosil, klasifikasi, kontribusi geologi ke dalam evolusi, kesulitan-kesulitan teori evolusi, dan distribusi makhluk hidup.
Darwin tentang Evolusi Manusia
Sekarang kita lihat apa kata Darwin tentang evolusi manusia. Sumber terbaik untuk mempelajarinya ada dalam bukunya “The Descent of Man” (Darwin, 1871) – yang ini belum ada terjemahannya dalam bahasa Indonesia.
Karena begitu banyaknya serangan-serangan kepada evolusi berasal dari hal evolusi manusia, maka Darwin memandang perlu menulis buku khusus tentang evolusi manusia. Inti buku ini Darwin beragumen bahwa manusia dan kera memiliki leluhur jauh yang sama dan bahwa semua ciri manusia telah berevolusi melalui serangkaian langkah yang bertahap.
Dalam buku ini Darwin menunjukkan bahwa atribut-atribut manusia yang terhebat sekalipun –kecerdasan dan ungkapan emisional kita- bisa saja dihasilkan melalui seleksi alamiah sehingga memungkinkan manusia juga berevolusi dari leluhur-leluhur hewan.
Bagaimana dan mengapa kecerdasan manusia muncul ? Pandangan Darwin mengatakan bahwa hal tersebut berhubungan dengan gaya hidup. Leluhur nenek moyang manusia dan kera pada awalnya merupakan penghuni pepohonan, namun secara bertahap mereka mulai hidup di darat. Berjalan dengan kedua kaki dan membebaskan tangan mereka untuk memanipulasi benda-benda dan akhirnya untuk menciptakan perkakas. Hal ini, kata Darwin, menyediakan batu loncatan bagi perkembangan kecerdasan karena seleksi alamiah selanjutnya akan memelihara ukuran otak yang terus mengalami peningkatan, yang diperlukan untuk ketangkasan tangan.
Pengetahuan Biologi Moderen tentang Evolui Manusia
Bagaimana pengetahuan biologi saat ini tentang evolusi manusia ? Apakah manusia berevolusi dari kera? Tidak. Manusia memang berasal dari superfamily yang sama dengan kera, tetapi kera dan manusia berpisah dalam pohon evolusi sekitar 4-5 juta tahun yang lalu. Dari situ manusia berevolusi sendiri melalui perkembangan bertahap hominid sampai akhirnya manusia moderen muncul beberapa puluh ribu tahun yang lalu.
Penutup
Di bawah ada tulisan tentang semua karya Darwin (The Darwin Compendium) yang pernah saya posting beberapa bulan yang lalu.
Apakah teori evolusi Darwin yang diuraikannya dalam The Origin semuanya benar ? Tidak, sebagian salah, tetapi sebagian juga benar. Mana yang benar mana yang salah menurut ilmu pengetahuan sekarang nanti kita bahas lagi, juga tentang evolusi manusia, implikasi sosial dan implikasi agama.
Dengan singkat bisa dikatakan : evolusi terjadi, tetapi tidak persis seperti yang Darwin teorikan.
Salam,
Awang