Kepulauan Indonesia

Cerita dari, untuk dan tentang Kepulauan Indonesia beserta Penghuni dan Penduduknya

Posts Tagged ‘Batuan’

Gerakan Tanah 01 (Definisi dan Arti)

Posted by wahyuancol pada Desember14, 2014

(Penulisan artikel ini terinspirasi oleh peristiwa longsor di Kabupaten Banjarnegara yang menimbun Dusun Jimblung, 14 Desember 2014)

Definisi dan Pengertian Gerakan Tanah

Gerakan Tanah adalah pergerakan atau perpindahan material di permukaan bumi dari tempat yang tinggi ke tempat yang rendah karena gaya gravitasi.

Kata “Gerakan Tanah” adalah terjemahan dari kata dalam Bahasa Inggris “Mass Movement” atau “Mass Wasting“.

Material yang yang bergerak dapat berupa tanah, bongkah batuan atau hancuran batuan.

Gerakan material yang menuruni lereng tersebut berkisar dari sangat cepat sampai sangat lambat.

Gerakan tanah dapat melibatkan komponen air, tetapi jumlahnya sangat sedikit. Maksudnya, air yang terlibat tidak menjadi media yang membawa material yang bergerak itu, seperti air pada aliran sungai.

Di Indonesia, gerakan tanah yang paling dikenal adalah “tanah longsor“.

Arti Gerakan Tanah

Gerakan tanah adalah salah satu proses yang penting di permukaan bumi. Dengan gerakan tanah, permukaan bumi diukir atau dikupas, dan material dipemukaan bumi berpindah dari tempat yang tinggi ke tempat yang rendah. Lebih jauh lagi, dengan gerakan tanah material di permukaan bumi yang berada di tempat-tempat yang tinggi dapat lebih cepat masuk ke dalam sistem aliran sungai, sehingga dapat ditransportasikan ke laut melalui aliran sungai, untuk akhirnya diendapkan di laut.

Arti penting dari gerakan tanah akan terlihat jelas bila kita melihat sistem sedimentasi dari sudut pandang atau dengan pendekatan “sumber dan tempat pengendapan” (the source-to-sink) (Gambar 1), atau dari sudut pandang sistem aliran sungai (Gambar 2).

Gambar 1. Sistem sedimentasi dilihat melalui pendekatan “sumber dan tempat pengendapan”. Sumber gambar: G. Bertotti, TU Delft OpenCourseWare. Dalam sistem ini, gerakan tanah banyak terjadi di daerah sumber.

Gambar 2. Sistem aliran sungai. Sumber gambar: Lyle C. Begay, Fluvial Geomorphology. Dalam sistem ini, gerakan tanah terutama terjadi di daerah hulu.

 

 

Posted in Cara Bumi di Hidupkan, FILSAFAT, Gerakan Tanah, PROSES (BENCANA) ALAM | Dengan kaitkata: , , , , , , , , , , , , | 1 Comment »

Volkanisme 3 (hakekat, kerugian dan manfaat)

Posted by wahyuancol pada November6, 2010

Hakekat Volkanisme

Apabila kita memandang volkanisme sebagai suatu proses alam, maka kita akan dapat melihat bahwa:

  1. Volkanisme sesungguhnya adalah pergerakan material dari dalam bumi ke permukaan bumi. Melalui volkanisme magma yang berada di dalam bumi keluar ke permukaan bumi.
  2. Melalui volkanisme, terjadi suplai material (batuan) ke permukaan bumi. Hal ini terlihat dari munculnya material baru dari dalam bumi yang menyertai volkanisme. Dengan demikian, volkanisme dapat dikatakan sebagai salah satu mekanisme untuk menyeimbangkan keberadaan batuan di permukaan bumi. Apabila tidak ada volkanisme, maka batuan yang tererosi oleh proses erosi tidak dapat terbarukan.
  3. Melalui volkanisme, tidak hanya terjadi suplai batuan, tetapi juga terjadi suplai mineral-mineral dari dalam bumi ke permukaan bumi. Perlu disadari bahwa deposit mineral di dalam bumi yang primer terjadi melalui aktifitas magma yang naik ke permukaan bumi ini.

Demikian hakekat volkanisme.

Kerugian karena Volkanisme

Dari sudut pandang manusia, volkanisme dapat menimbulkan kerugian bagi manusia apabila berbagai fenomena yang timbul yang berkaitan dengan volkanisme ini menimpa manusia. Kerugian dapat terjadi dalam bentuk kehilangan nyawa dan harta benda.

Tulisan ini dibuat ketika Gunung Merapi di perbatasan Propinsi Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta sedang bererupsi (Sabtu, 6 Nopember 2010). Drama erupsi Merapi itu memberikan gambaran yang sangat jelas tentang kerugian volkanisme bagi manusia. Telah lebih dari 100 orang meninggal dunia, ribuan orang menjadi pengungsi. Tidak terhitung berapa jumlah  hewan ternak yang mati dan berapa luas areal perkebunan dan pertanian yang rusak. Juga belum terhitung berapa rumah yang rusak dan harta benda bergerak yang rusak atau hilang. Debu tersebar ke mana-mana menebarkan ancaman masalah kesehatan. Sementara itu endapan pasir di lereng gunung tesedia dan siap meluncur ke bawah sebagai banjir lahar yang dalam meratakan apapun yang dilaluinya. Belum terhitung berapa panjang jalan yang rusak dan jembatan yang putus. Pelabuhan udara di Yogyakarta dan Solo ditutup sehingga banyak orang yang tidak dapan datang atau pergi memaluinya.

Demikian gambaran kerugian karena volkanisme.

Manfaat Volkanisme

Sekarang mari kita lihat gunung yang menjulang tinggi dengan lereng yang menghijau karena tanaman yang menumbuhinya. Siapapun akan mengatakan itu pemandangan yang indah (Pemandangan Indah). Kemudian, morfologi yang menjulang tinggi dari gunungapi memberikan hawa yang sejuk, sehingga banyak lokasi wisata berada di lingkungan aktifitas volkanisme ini (Tempat berhawa sejuk).

Volkanisme menghasilkan endapan debu dan pasir serta batu (Bahan Galian Golongan C, Bahan Bangunan). Sebelum mengalami pelapukan, semua material itu adalah bahan bangunan yang baik dan diidamkan manusia. Banyak orang menggantungkan hidupnya dengan menambang batu dan pasir di lingkungan gunungapi. Kemudian, apabila semua material itu lapuk, maka akan menghasilkan lahan pertanian yang subur (Lahan yang Subur). Kita banyak melihat sawah, ladang, kebun dan hutang berada di lereng gunungapi. Banyak pemukiman berkembang di lereng gunungapi karena kehidupan yang dijanjikannya melalui tanah yang subur dan air yang melimpah (Sumber air tawar).

Dari sisi yang lain, volkanisme menyebabkan mineral-mineral dari magma terendapkan ke dekat atau di permukaan bumi sehingga dapat dimanfaatkan oleh manusia (Bahan Galian Mineral, Bahan Tambang). Tanpa volkanisme, manusia tidak akan bisa mendapatkan mineral-mineral yang ada di dalam magma. Manusia tidak akan mendapatkan besi, emas, perak, tembaga, nikel, timah dan sebagainya yang ada di dalam magma apabila tanpa volkanisme. Tanpa logam-logam itu, tidak terbayangkan manusia bisa membuat pesawat terbang seperti sekarang ini.

Volkanisme juga memberikan energi bagi manusia (Energi Panas Bumi, Energi Geothermal). Banyak pembangkit listrik yang digerakkan oleh energi dari panas bumi di lingkungan volkanisme. Selain itu, ada pula sumber air panas atau mata air panas di lingkungan volkanisme (Air Panas).

Demikianlah gambaran manfaat volkanisme.

Penutup

Setelah mengatahui hakekat, kerugian dan manfaat volkanisme, satu hal utama yang patut dipahami adalah bahwa volkanisme adalah salah satu cara Tuhan menghidupkan bumi ini. Dengan volkanisme, Tuhan memberikan bahan-bahan atau perangkat untuk kehidupan manusia. Kepada manusia, Tuhan memberikan akal sehingga manusia dapat memanfaatkan sumber-sumber kehidupan itu, dan menghindar dari bahaya yang mengancamnya.

Perlu juga diketahui bahwa dalam jangka panjang, Jangka Waktu Geologi, volkanisme juga mendaur ulang Lithosfer, Hidrosfer dan Atmosfer. Dengan sistem bersiklus inilah Tuhan menghidupkan Bumi kita ini.

Artikel terkait: Magma

Volkanisme 1 (Volkanisme: pengertian dan fenomena)

Volkanisme 2 (Erupsi Gunungapi: proses geologi berdampak global)

Posted in Cara Bumi di Hidupkan, FILSAFAT, PROSES (BENCANA) ALAM, V, Volkanisme | Dengan kaitkata: , , , , , , , , , , , , | Leave a Comment »

Memahami Proses Penciptaan 2: Dari Partikel Elementer menuju ke Alam Semesta

Posted by wahyuancol pada September1, 2009

Pada pembicaraan sebelumnya, kita telah sampai pada pembentukan atom unsur dari partikel-partikel elementer. Sekarang kita lanjutkan lagi dengan bagaimana atom membentuk Bumi.

—————————

Mineral

Di dalam ilmu geologi, mineral didefinisikan sebagai suatu unsur atau senyawa yang umumnya kristalin yang terbentuk oleh proses geologi. Demikian definisi tentang mineral dari International Mineralogical Assosiation tahun 1995. Dari definisi ini jelas bahwa apa yang disebut sebagai mineral dapat terbentuk oleh satu unsur tunggal, atau oleh senyawa kimia. Contoh-contoh mineral dari satu unsur tunggal adalah Emas (Au), Intan (C), Grafit (C), Perak (Ag), tembaga (Cu). Kemudian, contoh-contoh mineral yang tersusun oleh senyawa kimia adalah Kuarsa (SiO2), Albit (NaAl Si3O8), Kalsit (CaCO3), Pirit (FeS). Saat ini dikenal sebanyak 4714 mineral.

Batuan

Batuan adalah kumpulan atau agregat dari satu atau lebih mineral. Berdasarkan genesanya, kita dapat membedakan batuan di Bumi ini menjadi Batuan Beku, Batuan Sedimen dan Batuan metamorfik.

Apabila kita mencermati sejarah pembentukan Bumi, jelas bagi kita bahwa awal pembentukan batuan adalah pembekuan magma. Magma membeku menghasilkan batuan beku. Batuan beku tererosi dan mengalami pengendapan dan kemusian litifikasi menghasilkan batuan sedimen. Batuan beku dan sedimen yang terkena temperatur dan tekanan yang tinggi dapat menjadi batuan metamorfik, dan dapat terus belanjut kembali menjadi magma.

Menurut para ahli, benda-benda padat yang ada di ruang angkasa juga berasal dari magma yang membeku. Kejadiannya seperti yang yang terjadi di Bumi. Contoh-contoh batuan  beku dari Bulan membuktikan hal tersebut. Misalnya, basalt yang berasal dari Bulan, sama dengan basalt yang ada di Bumi.

———————————

Demikian gambaran ringkas tentang atom unsur, mineral yang tersusun oleh atom unsur, dan batuan yang tersusun oleh mineral-mineral, dan benda ruang angkasa yang tersusun oleh batuan.

Serangkaian pertanyaan berikut dapat kita ajukan:

  1. Siapa yang mengendalikan atom-atom unsur sehingga memiliki sifat-sifat tertentu?
  2. Siapa yang mengendalikan unsur-unsur sehingga cenderung menyatu dengan unsur-unsur tertentu untuk membentuk mineral?
  3. Siapa yang memberikan takaran sehingga kombinasi unsur yang sama dapat menyatu membentuk mineral-mineral yang berbeda seperti mineral dari keluarakan feldspar atau piroksin?
  4. Siapa yang mengendalikan mineral-mineral membentuk batuan?

Apabila kita mempelajari ilmu mineralogi dan ilmu petrologi, maka kita akan tahu bahwa semuanya itu serba teratur. Semua keteraturan itu dapat dijelaskan. Tidak ada yang kebetulan.

Karakter batuan ditentukan oleh mineral. Mineral ditentukan oleh unsur atau senyawa unsur. Senyawa atau unsur ditentukan oleh konfigutasi proton, neutron dan elektron. Dan, karakter konfigutasi ketiganya ditentukan oleh karakter-karakter partikel-partikel elementer. Tuhan yang Maha Menciptakan cukup menciptakan partikel(-partikel) elementer dengan segala potensinya, lalu mengawasi bagaimana semua ciptaan itu mematuhi ketentuannya sehingga terbentuklah Bumi dan benda-benda ruang angkasa lain seisi alam ini.

Dengan mengamati magma dan proses pembentukan batuan, kita dapat katakan bahwa magma adonan Tuhan yang semua unsur di alam ini dimasukkan ke dalamnya.

Sampai di sini tentang partikel elementer dan alam semesta.

Semoga bermanfaat.

Salam dan selamat berpuasa.

Wahyu

Posted in Alam Semesta, Penciptaan, TUHAN | Dengan kaitkata: , , , , , , , | Leave a Comment »

Batuan 1 (klasifikasi sederhana)

Posted by wahyuancol pada November22, 2008

Batuan adalah material padat yang tersusun oleh kristal-kristal dari berbagai jenis mineral, atau pecahan kristal mineral-mineral, pecahan batuan, dan dapat juga mengandung fragmen cangkang organisme.

Klasifikasi batuan yang paling sederhana dan mendasar adalah klasifikasi batuan berdasarkan pada genesanya atau asal-usulnya atau cara kejadiannya. Berdasarkan asal usulnya, batuan dapat dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu:

  1. Batuan beku, yaitu batuan yang berasal dari pembekuan dan kristalisasi magma.
  2. Batuan sedimen, yaitu batuan yang berasal dari rombakan batuan lain yang telah ada sebelumnya baik itu batuan beku, sedimen atau metamorfik.
  3. Batuan metamorfik, yaitu batuan berasal dari batuan lain yang telah ada sebelumnya (batuan beku, sedimen atau metamorfik) yang mengalami proses metamorfosa, yaitu perubahan dalam kondisi padat karena temperatur dan tekanan yang tinggi, atau karena cairan hidrotermal. Batuan yang mengalami proses metamorfisme akan mengalami perubahan komposisi mineral, perubahan tekstur, dan perubahan komposisi kimia.

Batuan beku selanjutnya dapat diklasifikasinya berdasarkan berdasarkan berbagai macam komposisi kimianya, salah satunya yang sederhana adalah berdasarkan pada kandungan silika atau SiO2 menjadi:

  1. Batuan beku asam. Batuan ini berwarna cerah, kandungan silika tinggi, 65 – 75 % SiO2, yang dicirikan terutama oleh kehadiran mineral berwarna cerah: kuarsa dan K-feldspar, dan mineral berwarna gelap:biotit. Termasuk kategori ini antara lain adalah Granit dan Riolit.
  2. Batuan beku menengah. Batuan ini berwarna abu-abu sampai abu-abu gelap, mengandung silika menengah, 52 – 65 %, yang dicirikan oleh kehadiran mineral-mineral cerahnya plagioklas menengah (Ca-Na plagioklas) yang dominan, dan mineral berwarna gelap yang utama adalah hornblende. Termasuk kategori ini antara lain adalah Andesit dan Diorit.
  3. Batuan beku basa. Batuan ini berwarna gelap, hitam, kandungan silikanya rendah, 45 – 52 %, yang dicirikan oleh kehadiran mineral cerah plagioklas basa (Ca-plagioklas), dan mineral berwarna gelap yang dominan piroksen. Termasuk kategori ini antara lain adalah Gabro dan Basalt.
  4. Batuan beku ultrabasa. Batuan ini berwarna gelap, hijau gelap, kandungan silikanya sangat rendah, < 45 %, yang dicirikan terutama oleh kehadiran mineral berwarna gelap olivin dan piroksin, dan tanpa mineral berwarna cerah. Termasuk kategoti ini adalah Peridotit, Dunite, Piroksenit.

Skema kisaran komposisi mineral batuan beku dapat dilihat pada Gambar ini.

Batuan sedimen selajutnya juga dapat diklasifikasikan dengan berbagai cara. Cara yang paling sederhana adalah berdasarkan pada cara terbentuknya menjadi:

  1. Batuan sedimen klastik, yaitu yang terbentuk melalui proses perombakan batuan lain yang telah ada sebelumnya. Hasil rombakan itu kemudian mengalami transportasi oleh media air, angin atau es dan diendapkan di tempat lain. Endapan tersebut disebut sebagai sedimen. Dengan berjalannya waktu, endapan sedimen mengalami pembatuan atau litifikasi menjadi batuan sedimen.
  2. Batuan sedimen non-klastik, yaitu yang terbentuk melalui proses kimiawi atau biologis di dalam kolom air.

Batuan metamorfik, seperti dua jenis batuan sebelumnya juga dapat diklasifikasikan dengan berbagai cara berdasarkan pada struktur, tekstur maupun komposisi mineralnya. Kenampakan yang sangat khas dari batuan metamorfik adalah hadirnya kesan penjajaran mineral penyusunnya. Penjajaran mineral ini terjadi akibat dari pengaruh tekanan yang dialami batuan tersebut. Penjajaran mineral dapat berupa penjajaran mineral pipih seperti mika, atau mineral berbentuk batangan seperti feldspar. Kesan perlapisan atau perlapisan pada batuan metamorfik disebut foliasi.

Pada dasarnya, berdasarkan pada kenampakan foliasinya, ada dua tipe batuan metamorfik, yaitu:

  1. Batuan metamorfik yang berfoliasi, yaitu batuan metamorfik yang memperlihatkan kenampakan adanya kesan perlapisan atau penjajaran mineral, seperti slate, filit, skis, gneis.
  2. Batuan metamorfik yang tidak berfoliasi, yaitu batuan metamorfik yang tidak memperlihatkan adanya kesan perlapisan atau penjajaran mineral, seperti mamer, kuarsit dan hornfles.

Pada batuan metamorfik yang berfoliasi, kondisi foliasi batuan tersebut menggambarkan kondisi tingkatan proses metamorfisme yang dialami batuan tersebut. Tingkatan foliasi batuan metamorfik ini dapat dibedakan menjadi berfoliasi lemah, berfoliasi menengah, dan berfoliasi kuat. Makin tinggi tingkat foliasi, maka makin tegas foliasinya dan makin banyak kandungan mineral pipihnya, dan foliasinya dapat “dikupas” dengan tangan.

Klasifikasi yang  sederhana adalah berdasar tingkatan yang menggambarkan tingkat perubahan yang terjadi pada batuan asalnya, yaitu mengklasifikasikan batuan metamorf yang berfoliasi menjadi:

  1. Batuan metamorf tingkat rendah, yaitu yang berfoliasi lemah, seperti slate (batu sabak)
  2. Batuan metamorf tingkat menengah, yaitu yang berfoliasi menengah, seperti filit
  3. Batuan metamorf tingkat tinggi, yaitu yang berfoliasi kuat, seperti skis

Tinggi atau rendahnya tingkat metamorfosa yang dialami suatu batuan tercermin pada perubahan tektur, struktur dan komposisi mineralnya. Selain itu, jenis batuan metamorf yang terbentuk ditentukan juga oleh batuan asalnya. Misalnya, batulempung dan batupasir mengalami metamorfosa dengan tingkat yang sama, maka akan menghasilkan batuan metamorfik yang berbeda.

Ingin tahu lebih jauh?

Batuan 2, Batuan 3, Batuan 4, Batuan 5

Posted in B, Batuan, GLOSARIUM | Dengan kaitkata: , , , , , , | 20 Comments »

Tuhan Menggerakkan Alam Semesta (jangan katakan bencana)

Posted by wahyuancol pada Mei18, 2008

Tuhan menciptakan alam semesta beserta isinya, termasuk Bumi dan makhluk-makhluk yang ada di dalamnya, termasuk manusia.

Energi-penggerak Dasar

Untuk “menghidupkan” ciptaannya, Tuhan memberikan kepada semua ciptaannya suatu “kondisi” yang membuat semuanya dapat bergerak secara otomatis. Semua itu dimulai dari partikel-partikel subatomik. Partikel-partikel subatomik menyusun apa yang kita kenal sebagai tiga komponen atom, yaitu: proton, neutron dan elektron. Selanjutnya, atom-atom menyusun apa yang disebut sebagai unsur. Kita mengenal 92 unsur alamiah (lihat Tabel Periodik).

Unsur-unsur alamiah kemudian membentuk mineral-mineral, dan mineral-mineral berkombinasi membentuk berbagai jenis batuan.

Tuhan memberikan kekuatan kepada partikel-partikel subatomik, dan demikian pula kepada ketiga komponen atom. Dengan kekuatan-kekuatan tersebut semuanya bergerak, alam semesta, termasuk menggerakkan kehidupan di Bumi.

Proses alam berlangsung sesuai dengan ketetapan penciptanya. Partikel-partikel subatomik terus berinteraksi tanpa bisa diganggu oleh manusia. Demikian pula dengan elektron yang selalu bergerak mengelilingi inti atom. Reaksi fission (“fission”, the splitting of a nucleus into two “daughter” nuclei), fusion (“fusion” of two “parent” nuclei into one daughter nucleus), penangkapan neutron (“neutron capture”, used to create radioactive isotopes), dan peluruhan (various “decay modes”, in which nuclei “spontaneously” eject one or more particles and lose energy to become nuclei of lighter atoms), semua terus berlangsung di alam semesta, termasuk di Bumi yang kita diami ini. Kelanjutannya adalah semua proses alam terus berlangsung, baik disukai maupun tidak oleh manusia, mengikuti ketentuan penciptanya.

Pada tahapan yang lebih jauh, Bumi, dihidupkan dengan gerakan lempeng-lempeng kerak bumi, volkanisme, tiupan angin, hujan, sinar matahari, fotosintesis, metabolisme sel. Disukai atau tidak disukai oleh manusia, semua proses itu terus berjalan sesuai dengan ketetapan Tuhannya. Semua itu tidak terlepas dari proses-proses dasar yang berlangsung pada tingkat atomik.

Akal untuk memahami Proses Alam

Manusia diberi pikiran dan akal oleh Tuhan untuk dapat memahami alam, termasuk proses-prosesnya. Pemahaman manusia akan alam dan kemampauan memanfaatkannya dengan bijaksana menentukan tingkat kesejahteraan manusia itu sendiri. Sebaliknya, kegagalan manusia dalam memahami alam akan menyebabkan manusia mengalami hal yang sebaliknya. Manusia akan sengsara. Contoh yang sederhana adalah api. Pembakaran api yang terkendali telah terbukti memberikan manfaat yang sangat banyak bagi kehidupan manusia. Mulai dari memasak di dapur, sampai meluncurkan pesawat ke ruang angkasa. Sebaliknya, pembakaran yang tidak dikendalikan juga telah terbukti menimbulka kerugian, seperti kebakaran rumah atau bangunan, kebakaran atau pembakaran hutan.

Ketika proses-proses alam itu berlangsung dan mengenai manusia, manusia mengatakan itu sebagai bencana, seakan-akan proses itu memang ditujukan untuk membuat manusia menderita, sengsara atau mengalami kerugian. Tulisan ini memberikan gambaran tentang berbagai proses alam tersebut berkaitan dengan berlangsungnya kehidupan di Bumi ini.

Posted in Cara Bumi di Hidupkan | Dengan kaitkata: , , , , , , , , , , , , , , , , , , | Leave a Comment »